Kehamilan ektopik adalah sebuah kehamilan yang terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim. Paling sering terjadi di tuba falopi. Sementara tuba falopi itu tidak dirancang untuk menampung embrio yang sedang berkembang.

Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang dibuahi tidak menempel pada dinding rahim seperti seharusnya. Sel telur yang telah dibuahi tersebut justru berkembang di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Jelas, kondisi ini merupakan masalah serius dalam kehamilan.

Baca juga: Kehamilan Ektopik: Ciri-ciri, Penyebab, dan Penanganannya

9 Faktor Penyebab Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik yang terjadi tentu bukan tanpa sebab. Para ahli menyebutkan setidaknya ada 9 faktor penyebab kehamilan ektopik yang sering terjadi.

Berikut ini 9 faktor penyebab kehamilan ektopik :

1. Endometriosis

Salah satu penyebab kehamilan ektopik adalah terjadinya endometriosis. Yaitu kondisi medis di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim. Kondisi ini tentu saja dapat mengganggu posisi dan fungsi tuba falopi yang sangat berperan dalam proses pembuahan.

2. Usia

Kehamilan ideal terjadi di rentang usia produktif yaitu berkisar usia 20-35 tahun. Sebab di rentang usia tersebut, organ dan sistem reproduksi masih dalam kondisi sehat. Sementara wanita yang lebih tua, khususnya di atas 35 tahun, sistem reproduksinya sudah menurun dan berpotensi jadi penyebab kehamilan ektopik.

3. Penyakit radang panggul

Penyebab kehamilan ektopik salah satunya dipicu oleh penyakit radang panggul, yaitu penyakit infeksi pada organ reproduksi wanita yang dipicu oleh bakteri seperti klamidia atau gonore. Infeksi ini bisa menyebabkan peradangan dan kerusakan pada tuba falopi dan menghambat pergerakan sel telur.

4. Merokok

Kebiasan buruk yang satu ini jadi penyebab kehamilan ektopik. Sebab racun yang ada dalam rokok dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem reproduksi. Salah satunya merusak jaringan tuba falopi yang berperan penting dalam proses pembuahan.

5. Jaringan parut

Jaringan parut yang timbul akibat operasi reproduksi bisa jadi penyebab kehamilan ektopik. Hal ini karena tindakan operasi atau pembedahan pada tuba falopi atau organ reproduksi lainnya, meninggalkan jaringan parut yang bisa menghalangi perjalanan sel telur menuju rahim.

6. Penggunaan kontrasepsi tertentu

Beberapa jenis alat kontrasepsi seperti IUD, pada beberapa kasus dapat meningkatkan risiko penyebab kehamilan ektopik. Di balik efektivitasnya mencegah kehamilan, pada kondisi tertentu justru memicu kehamilan ektopik.

7. Masalah hormonal

Problem ketidakseimbangan hormon bisa menjadi penyebab kehamilan ektopik. Sebab ketidakseimbangan hormon bisa memengaruhi pergerakan sel telur, sehingga bisa mengganggu proses pembuahan.

8. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya

Bagi Mums yang pernah sebelumnya mengalami kehamilan ektopik, maka hal ini bisa jadi penyebab kehamilan ektopik selanjutnya. Risiko ini meningkatkan peluang terjadinya hal serupa di kehamilan berikutnya. Apalagi jika penyebabnya tidak bisa diatasi.

9. Metode IVF

Prosedur kehamilan dengan metode In Vitro Fertilization (IVF) bisa jadi penyebab kehamilan ektopik yang terjadi. Walaupun kemungkinan IVF jadi penyebab kehamilan ektopik umumnya lebih rendah bila dibandingkan dengan faktor-faktor penyebab kehamilan ektopik lainnya yang telat disebutkan di atas.

Mums, itulah 9 penyebab kehamilan ektopik yang umumnya terjadi. Kehamilan ektopik adalah kondisi yang memerlukan penanganan medis segera karena dapat menyebabkan komplikasi serius bagi ibu, termasuk perdarahan internal dan kerusakan organ reproduksi.

Karena itu jika terdeteksi mengalami kehamilan ektopik, maka dokter kandungan atau bidan akan segera mengambil tindakan medis yang diperlukan. Kabar baiknya, paska kehamilan ektopik ini, kesempatan untuk hamil normal masih terbuka lebar. Tetapi risikonya meningkat jika sudah pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya.

Karena itu jika Mums memiliki riwayat kehamilan ektopik atau faktor risiko lainnya, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai kehamilan di masa depan dan cara mengurangi risiko terulangnya kehamilan ektopik berikutnya.

Untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan, Mums bisa melakukannya di aplikasi Teman Bumil dan dapatkan kesempatan membaca berbagai artikel kesehatan seputar kehamilan lainnya yang dibutuhkan.

Baca juga: Perkembangan Janin di Kandungan dari Minggu ke Minggu

Referensi :

Clevelandclinic. ectopic-pregnancy